Home | Panduan Pengguna | Panduan Pemeliharaan | Halaman Kontak |
Surveilans didefinisikan sebagai upaya pengumpulan, analisis, dan evaluasi sistematis data terkait kesehatan dari populasi yang diamati, sebagai evidence untuk membangun strategi intervensi suatu penyakit. Salah satunya adalah surveilans penyakit Zoonosis yang cenderung ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit zoonosis adalah penyakit yang disebabkan oleh berbagai macam patogen seperti bakteri, jamur, virus, dll yang ditularkan antara hewan dan manusia. Di Indonesia, penyakit zoonosis pada manusia seperti Antraks, Rabies, Leptospirosis menimbulkan berbagai masalah kesehatan masyarakat. Selain itu, penyakit infeksi yang juga muncul seperti Avian Influenza, SARS, MERS, Zika dan Ebola juga tergolong penyakit zoonosis. Infeksi ini sangat menular dan berpotensi menjadi ancaman bagi masalah kesehatan masyarakat dan situasi ekonomi. Mirip dengan penyakit yang ditularkan dari manusia ke manusia, penyakit zoonosis memerlukan tindakan untuk menghentikan penularan melalui pencegahan, deteksi, dan pengobatan yang lebih baik. Semua ini berakar pada sistem informasi surveilans yang andal untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program.
Sistem informasi surveilans penyakit zoonosis dikembangkan untuk mengakomodasi penyakit zoonosis pada manusia. Beberapa penyakit zoonosis yang menular pada manusia antara lain rabies, flu burung, antraks, leptospirosis dan pes merupakan beberapa penyakit Zoonosis prioritas di Indonesia. Kerangka Public Health Surveillance dari dari McNabb et. al (2020) digunakan dalam mengembangkan sistem informasi manajemen surveilans seperti gambar berikut:
Ada beberapa bagian yang penting dalam kerangka public health surveilance ini dalam pengembangan sistem informasi manajement (SIM) surveilans zoonosis di Indonesia.
Respon global dan nasional untuk mengatasi meningkatnya tantangan penyakit zoonosis adalah penerapan kerangka One Health (OH), yang berupaya menganalisis secara holistik ancaman penyakit dari manusia, hewan, dan makanan secara terintegrasi. Komponen kunci dari kerangka kerja OH adalah mengembangkan platform surveilans terintegrasi, yang dapat memeriksa bersama surveilans penyakit dari manusia, hewan, dan sektor makanan, dan penularan antar sektor. Secara global, OH merupakan pendekatan yang kolaboratif, multisektoral, dan transdisipliner yang beroperasi di berbagai tingkat lokal, regional, nasional, dan tingkat global dan interkoneksinya. Teknologi digital modern yang didasarkan pada teknologi open source memberikan peluang untuk merancang dan mengembangkan jejaring surveilans penyakti lintas sektoral dalam kerangka One Health untuk mengatasi ancaman penyakit zoonosis dengan lebih baik. Sistem informasi manajemen (SIM) surveilans ini diharapkan dapat terintegrasi dengan SIZE dalam konsep One Health. One Health dirintis pada 2016 di bawah koordinasi Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). SIZE merupakan aplikasi yang dikembangkan bersama antara FAO, USAID dan BPPT yang mengakomodasi integrasi data dari 3 Kementerian, yaitu 1). Kementerian Kesehatan yang saat ini bersumber dari aplikasi SKDR, 2). Departemen Pertanian dan 3). Kementerian Kehutanan dan Lingkungan. Berikut ini adalah ikhtisar integrasi data dalam SIZE.
Supported by :